Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Senin, 14 April 2025 | April 14, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-14T07:17:15Z



Probolinggo -Radar-nasionol.net – Sebuah keajaiban kecil kembali hadir di Desa Patemon, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo. Dana Desa tahap pertama tahun 2025, yang biasanya hanya jadi bahan diskusi hangat di warung kopi dan forum warga, kini benar-benar turun dan—lebih mencengangkan lagi—langsung diwujudkan menjadi infrastruktur nyata. Jalanan yang dulunya jadi tempat favorit lumpur-lumpur bersantai kini mulai tertutup aspal, dan dua titik rawan longsor di Dusun Patemon Utara RT 02 RW 03 mendapat sentuhan tembok penahan tebing yang bukan lagi cuma imajinasi para perencana.

Kepala Desa Patemon, Baginda Purnomo, menyatakan bahwa pembangunan ini adalah hasil dari usulan warga dalam forum Ringdes tahun sebelumnya. Sebuah momen langka ketika aspirasi benar-benar naik kelas dari catatan notulen menjadi wujud beton dan aspal. “Kami tidak asal bangun. Kalau asal, nanti yang kena imbasnya warga juga. Masa sudah susah-susah ngeluh, hasilnya malah bikin tambah susah?” ujar Baginda dengan gaya khasnya yang tenang tapi menyengat. Pada Senin 14-04-2025.


Proyek ini, menurutnya, diawasi dengan sangat ketat. Bukan hanya sekadar melihat tumpukan material di pinggir jalan lalu mengangguk-angguk. Dari jenis batu yang dipakai hingga ketebalan lapisan aspal, semua diperhatikan dengan serius. Karena, seperti yang sudah jamak diketahui, jika kualitas diabaikan, maka yang akan menerima ‘berkahnya’ adalah ban bocor, motor terpeleset, dan warga yang bertanya-tanya ke mana perginya uang desa.

Namun bukan hanya soal bangunan. Di balik proyek ini ada upaya membangun rasa percaya. Baginda sadar, membangun desa bukan sekadar mengaspal jalan, tapi juga mengaspal hubungan antara pemerintah dan masyarakat. Ia menegaskan bahwa ruang dialog akan terus dibuka, karena tak ada pembangunan yang benar-benar kuat jika fondasinya cuma formalitas dan papan proyek.

Dengan infrastruktur yang mulai tertata, harapannya adalah mobilitas warga menjadi lebih mudah, risiko bencana berkurang, dan ekonomi lokal bisa ikut bergerak. Setidaknya, para penjual cilok tak lagi harus dorong gerobak lewat jalur berliku penuh bebatuan.


Maka, di tengah segala keraguan yang biasa menyelimuti proyek-proyek desa, Desa Patemon diam-diam melangkah. Tak dengan gegap gempita, tapi cukup dengan aspal dan tembok yang akhirnya benar-benar bisa disentuh—bukan cuma dibahas. Tahun 2025 baru saja dimulai, dan semoga ini bukan akhir dari proyek yang jadi, tapi awal dari kepercayaan yang tumbuh kembali. (Mis)
×
Berita Terbaru Update